Rabu, 02 November 2011

CERITA KAMU_C@ngean: KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA INISIASI MENYUS...

CERITA KAMU_C@ngean: KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA INISIASI MENYUS...: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi, yang mempengaruhi kedua b...

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA INISIASI MENYUSU DINI DENGAN REFLEK MENYUSU PADA BAYI BARU LAHIR


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi, yang mempengaruhi kedua belah pihak. Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ikatan bayi-bayi tersebut. Hubungan interaksi antara ibu-bayi paling mudah terjadi selama ½ jam pertama dan mulai terjalim beberapa menit sesudah bayi dilahirkan. Karena itu penting sekali bayi mulai disusui sedini mungkin, yaitu dalam waktu 30 menit setelah bayi dilahirkan (Depkes RI, 2005 : 10).
          Bagi bayi sehat, langkah rutin pertama yang harus dilakukan setelah lahir adalah sentuhan kulit ke-kulit dan menyusu. Segera setelah pemotongan tali pusat, dinilai keadaan bayi (skore APGAR) sambil menyekanya dengan kain lembut yang kering. Setelah itu diletakkan tengkurap di dada ibu, bersentuhan kulit bayi dengan ibunya. Bayi dan ibu kemudian diselimuti dengan selimut yang kering dan hangat. Biarkan bayi di dada ibu setidaknya 30 menit untuk memberikan kesempatan ia menyusu. Kebanyakan bayi akan siap menyusu dalam waktu 1 jam setelah lahir. Bila bayi sudah terlihat siap menyusu, petugas kesehatan dapat membantunya sehingga ia dapat mengisap secara efektif (Roesli, 2008 : 33).
          Menurut Fikawati & Syafiq J Kedokteran Trisakti (2003) di Indonesia, pemberian ASI dini 2-8x lebih besar kemungkinan memberikan ASI eksklusif. Penelitian dr. Edmond dkk pada 1947 bayi yang lahir antara Juli 2003 sampai Juni 2004 di Ghana pada tahun 2006 ini, menunjukkan bahwa menunda inisiasi menyusui dini akan meningkatkan kematian bayi. (Pediatric, March 30, 2006). Bila bayi diberi kesempatan menyusu dini dalam waktu kurang dari 1 jam, 22% kematian bayi dibawah 28 hari akan dapat dihindarkan. Bila kurang dari 1 hari 16% bayi ini akan dapat diselamatkan (Roesli, 2008 : 35).
          Penelitian Dr. Lennart Righard (1990) terhadap 72 ibu dan bayi baru lahir yang lahir normal dan lahir dengan obat-obatan/tindakan. Bayi yang lahir normal dibagi 2 kelompok. Kelompok satu begitu tali pusat dipotong dan bayi dinilai serta diseka, diletakkan diperut ibunya. Dalam usia 20 menit bayi akan mulai merangkak ke arah payudara ibu dan dalam 50 menit akan menemukan payudara ibu (Roesli, 2008 : 33). Sedangkan bila bayi lahir normal tapi segera dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, dimandikan, dicap dll, 50% tidak dapat menyusu sendiri. Bila bayi lahir dengan obat-obatan atau tindakan, tidak dipisahkan dari ibu, tidak semuanya dapat menyusu. Bayi lahir dengan tindakan dan dipisahkan, tak ada satupun bayi yang dapat menyusu. Kemampuan menyusu ini bertahan beberapa minggu. Penundaan permulaan menyusui lebih dari 1 jam akan mengakibatkan kesukaran menyusui. Dampak kontak ibu-bayi dini terhadap lama menyusui menurut penelitian dari CIBA Foudation “Breastfeeding and the mother” akan lebih lama menyusui (2x), lebih jarang terkena infeksi, pertumbuhan lebih baik (Roesli, 2008 : 34).
          Berdasarkan hasil survey penelitian terhadap bayi baru lahir  dengan menggunakan tehnik observasi selama tanggal 20 Juli sampai dengan tanggal 28 Agustus 2011 di BPS Ny Wiwik Hayati, AMd. Keb Desa Grabagan  Kecamantan Tulangan Kabupaten Sidoarjo didapatkan data jumlah bayi baru lahir 25 orang sedangkan untuk bayi baru lahir yang dilakukan inisiasi menyusu dini 13 orang (52%), dan yang tidak dilakukan insiasi menyusu dini 12 orang (48%). Dari yang dilakukan inisiasi menyusu dini, reflek menyusu yang baik pada bayi baru lahir 10 orang (36%), dan yang reflek menyusu tidak baik 3 orang (16%). Sedangkan dari yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini, reflek menyusu baik 4 orang (20%) dan reflek menyusu tidak baik 8 orang (28%). Dari data diatas menyatakan bahwa dilakukan inisiasi menyusu dini sangat membantu bayi untuk mempertahankan reflek menyusu pada bayi baru lahir.
          Setiap tahun 4 juta bayi berusia dibawah 28 hari meninggal, jadi bila diberi kesempatan menyusu dini akan dapat menyelamatkan 1 juta bayi. Dianjurkan dalam mempromosikan ASI Eksklusif ditekankan Inisiasi Menyusui Dini (Roesli, 2008 : 35). Penempatan bayi setelah lahir bersama ibunya, penting untuk dapat berlangsungnya menyusui eksklusif. Bayi diruang bayi terpisah dari ibunya lebih sering menangis. Perawat kemungkinan besar akan memberi susu formula, air gula supaya bayi tidak menangis. Lebih tidak menguntungkan lagi bila cairan ini diberikan dengan botol dan dot. Saat bayi dibawa kepada ibu untuk disusui ia akan menolak menyusu karena sudah diberi susu formula atau cairan lain dikamar bayi. Ibu merasa ASI-nya kurang atau bahkan menganggap ASI belum keluar. Kepercayaan diri ibu untuk menyusui akan kurang. Ini akan menyebabkan kesulitan menyusui dan menghentikan menyusui lebih cepat. Memisahkan ibu dan bayi dapat mengganggu kegiatan menyusui dan jalinan kasih sayang antara keduanya (bonding) (Roesli, 2008 : 35).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MEMINUM TABLET ZAT BESI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah 
Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil disebut ”Potensial danger of mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkaIt dalam pelayanan kesehatan pada hari terdepan (Manuaba, 1998). Menurut WHO 4% kematian para ibu di negara yang sedang berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia disebabkan oleh definisi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Sarwono, 2000).
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat insersi uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum (Manuaba, 2001)

lengkapnya SEDOT diSINI